Minggu, 08 April 2012

BOOOOODREEEXNYA PENDIDIKAN NEGERI KITA INDONESIA

Sekian banyak buku pendidikan yang telah di terbitkan berbagai penerbit yang mengulas berbagai fenomena pendidikan dari mulai makna pendidikan sampai hasil sebuah pendidikan dan tentang pendidikan itu sendri, namundi zaman modern ini kesadaran akan pentingnya pendidikan tidak lagi menjadi persoalan bagi bangsa kita,  kalau dulu di zaman orba masyarakat masih perlu di berikan penjelasan akan pentingnya pendidikan dengan penyadaran dan program pemerintah wajib belajar, samapi ahirnya berhasil dan mampu menyadarkan bangsa ini untuk masuk dalam wilayah pendidikan dan kemudian muncul persoalan biaya pendidikan dengan bahasa baru kapitalisasi pendidikan atau juga industrialisasi pendidikan, itupun sekarang di terima sebagai kesadaran bahwa pendidikan sangat penting dan membangun asumsi dalam masyarakat bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mahal dan punya gengsi.

Namun setelah itu tidak di anggap bukan masalah bagi masyarakat, justru yang hari ini menjadi wacana yang secara alamiah mampu di baca masyarakat sehingga membingungkan bagi mereka adalah persoalan lembaga pendidikan yang selama ini mereka percaya mampukah mengarahkan putra-putri mereka,? pada kenyatanya lembaga-lembaga itu belum mampu membuktikanya, apa lagi meyakinkan kepada masyarakt akan arah tujuan pendidikanya dan hasil dari pendidikannya secara jelas.
Pendidikan yang pada hakikatnya di wujudkan dalam rangka mewujudkan .menciptakan….menjadikan…..dan me-me lainya untuk manusia, tidak semerta-merta semua akhirnya mampu menciptakan dan menghasilkan bukti akan apa yang di harapkan orang tua menjadi kenyata’an, bahwa anak mereka yang terdidik di lembaga pendidikan di nantinya mampu mempunyai kemampuan intelegensi yang bagus dan emosional yang baik.. dalam hal ini dunia pendidikan kita masih memimpikanya dan belum mampu menanamkan dengan sempurna  kepada anak didik, namun sebaliknya juga nilai minus lebih mendominasi realitas hasil pendidikan hari ini., kenakalan remaja,seks bebas dan tawuran pelajar menjadi fenomena nyata dalam dunia pendidikan kita, mulai dari tingkat SD sampai perguruan tinggi, kenyataan bahwa pendidikan yang di enyam masyarakat hari ini sudah berkembang pesat ternyata tidak menjadi jaminan terbangunya masyarakat yang adil, makmur, sejahtera dan damai. 
Pada tataran proses pendidikan yang modern hari ini, di sa’at kemajuan tekhnologi dan globalisasi semaki peast, muncul sebuah alternative dalam pendidikan yang di pandang sebagai langkah awal dan di percaya oleh para orang tua menawarkan langkah baik sebagai anti tesa kegagalan pendidikan anak, yaitu munculnya berbagai macam pendidikan anak, antara lain Paud, TK Plus, Taman Bermain anak Dan  istilah-istilah dalam pendidikan anak lainya.
Hal ini muncul menjadi daya tawar yang cukup mahal bagi orang tua untuk memasukan anaknya ke sana sebagai alasan mereka hawatir akan kegagalan perkembangan mental anaknya,,demikian juga ketidak percayaan diri orang tua dalam mengasuh anaknya sendiri,ada juga alasan lain yang mendasar adalah kesibukan juga gengsi dalam masyarakat yang berkembang dan berasumsi bahwa pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan dengan harga yang harus mahal. Asumsi inilah yang kemudian di manfaatkan segelintir orang sebagai lahan yang subur dalam bisnis kapitalisasi pendidikan.
Tidak salah juga orang tua memasukan anaknya ke Paud, atau Taman bermain Anak dan TK Plus sampai SD Plus yang mempunyai program fuldays school, juga di sana memfasilitasi anak didik dengan progam akademik yang menarik dengan jaminan hasil tertentu, demikian pula harga pasaran pendidikan bergengsi, hal ini terjadi karena.kesadaran pendidikan masyarakat hari ini memang cukup tinggi, namun dalam hal ini ketika di lihat dari sudut pandang lain tentunya akan mempunyai efek samping, semisal hubungan emosional anak dan orang tua yang semakin di persempit oleh padatnya jadwal pendidikan anak setiap hari, misalnya seorang anak di masa umur 3 tahun sudah di titipkan di taman bermain, mulai jam 7 pagi sampai jam 10 pagi, ataupun ada yang samapi siang dan sore hari, maka anak sa’at di ambil dari tempatnya bermain ataupun belajar anak sudah merasa capek dan tidur, begitu juga orang tuanya yang capek bekerja, dan trend ini sekarang tidak ada seperti yang telah lama ada di kota, namun hari ini di desa-desa juga telah berkembang hal yang demikia, dari fakta ini akan ber efek besar bagi seorang anak akan ikatan emosionalnya dengan orang tua akan lemah.
Dengan kata lain, seorang anak akan belajar sendiri dari orang lain yang bukan orang tuanya sendiri, sedang kalau kita menyadari bahwa orang tualah yang wajib menanamkan dan mengajarkan norma-norma, dan perkembangan serta kehidupan anak sebagaian besar berada di lingkungan keluarga, maka dengan tidak adanya ikatan emosional ini berarti tidak terciptanya iklim atau suasana kehangatan atau kasih saying. Sebagai akibat selanjutnya anak akan tumpul kepekaan dan perasaanya terhadap hal-hal yang terjadi di lingkunganya. Di samping ia merasa  “tidak di terima“ oleh orang tuanya, dalam suasana seperti ini, sukar di harapkan dari anak untuk mau menerima segala nasehat, norma atau pendidikan disiplin orang tuanya. Dengan perkataan lain anak akan berkembang menjadi seorang yang terombang ambing, tidak mempunyai pegangan dan mudah terseret pada pelanggaran.[1].
Kaitanya dengan persoalan tersebut, bahwa perkembangan anak secara psikologis akan berdamapak dahsyat, namun hal itu dapat di minimalisir ketika orang tua dengan secara seksama meneliti lembaga ataupun tempat anaknya di titipkan dalam rangka pendidikan, yaitu dengan cara orang tua melihat secara seksama kurikulum yang di tawarkan dari lembaga tersebut, dalam buku ini penulis akan menawarkan sebuah metode praktis pendidikan anak usia dini dengan menitik beratkan pada pendidikan religi dan religious bagi anak usia dini, yaitu sebuah cara mendidik anak dengan membiasakan melaksanakn ajaran agama sekaliogus penanaman nilai-nilai religious di dalamnya.
Pendidikan religi dan religious bagi anak sejak dini sangat penting mulai perkembangan anak di usia kandungan sampai anak lahir kemudian proses belajar mandiri, di percaya atau tidak bahwa ikatan seoarang anak akan baik ketika orang tuanya mendidiknya dengan baik pula.
Pendidikan religi di maksudkan dengan harapan anak sejak dini sudah terbiasa dan tidak terbebani oleh peribadatan agama, sedang pendidikan religious di maksudkan untuk menanamkan nilai-nilai agama sejak dini dalam rangka membiasakan anak mengenal nilai kemanusiaan dan kreatifitas anak dalam menampilkan perilaku kesalihan social, misalnya anak di beri contoh bersedekah, dengan maksud bahwa membantu itu perbuatan baik, mulia juga di senangi allah. ,     


[1] M.Enoch Markum,Anak, Keluarga dan Masyarakat, sinar Harapan,1985.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates