Rabu, 28 Maret 2012

KESUSU SELAK NGOPO?ALON-ALON YO AREP NGENTENI OPO?

Oleh : Fathoer Akhiefiellah


          Kata-kata inilah yang di lontarkan sang kyai pada muridnya yang begitu ngoyonya ingin mencapai tingkat ma’rifah (tingkatan dalam mengenal alloh), siapa yang tak ingin mengenal tuhanya dengan sesungguhnya, seorang teman melontarkan petanyaan “apa hidup ini akan berawal dari bangun tidur, makan, kerja, tidur lagi?ada juga yang sedikit tidur banyak kerjanya, berharap hidup lansung berubah menjadi orang kaya?atau juga sedikit tidur, sedikit makan, slalu berpuasa berharap segera menjadi orang yang ahli ma’rifah, hebat?kalo-kalo kang surip nyanyi’bangun lagi, tidur lagi, bangun-banguuun, tidur lagi, apa hidup sebegitu monotonya? apakah pilihanya cumin dua , seperti yang di tawarkan mbah surip?kalo gak tidur ya bangun terus tidur lagi?? maka aku jawab ya tergantung sob!!!tergantung apanya?
tergantung niatnya…bukankah kanjeng nabi besar kita Muhammad SAW bersabda”innamal a’malu binniyaat’wainnama likullimri’in maa nawa’’ hadist itu di ajarkan di kelas tsanawiyah di pesantren-pesantren”yang artinya”sesungguhnya segala amal perbuatan itu harus di sertai dengan niyat, dan segala perbuatan itu tergantung pada niatnya, tapi tunggu dulu”jangan nyuri ayam tetangga di niati ibadah, itu namanya penyalah gunaan wewenang  tuhan, lha katanya “wabilqodrihi hoirihi wasarrihi minalloh???(dan kehendak baik-buruk itu datangnya dari alloh”wallaaah ketemu sama santri kena penyakit “ngeng”alias ngengkelan, karepe dewe!!seenaknya saja”tidak seperti itu”memang benar bahwa alloh menciptakan baik buruk, cantik dan jelek, tapi apakah kamu rela seumpaamnnya kamu menjadi pencuri ayam, terus kamu bilang”yang punya ayam itu gusti alloh, dan yang mengambilnya alloh. la kalo aku jawab, yang menangkap maling gusti alloh yang memotong tanganmu juga alloh’loh kok ada tuhan saling berperang?Mari sedulur-sedulur jangan emosi dulu”mari kita buka dialog ini…kalo dulu waktu mahasiswa kita belajar KWA (kritik wacana agama)melihat agama dari luarnya, mencoba menjadi pengamat agama, seolah olah kita tidak beragama, astaghfirulloh, lakok jadi murtad begitu?wah ada yang salah pastinya”mari kita bersahadat bersama”ashadu an laa ilaa haillalloh, waashaduannamuhammadarrosululloh”. kali ini tidak begitu sahabat.
          Kalo kita befilsafat sperti itu, bias bahaya, kalo tidak kuat “imanya” jadi coba kita fahami arti yang sering kita dengar dari orang-orang yang berfilsafat gaya kelas tinggi dengan ungkapanya “Man arofa nafsahu faqod arofa robbahu”sapa yang mengenal dirinya maka ia akan tahu tuhanya”terus di lanjutkan “ada ungkapan “manunggaling kawulo lan gusti”wahdatul wujud(menyatunya hamba dan tuhanya), waduh semakin dalam saja perbincangan kita, tapi ini baru di mulai kawan, la wong kita belajar memahami ini penting ‘mencob mengingat kembali apa yang telah di baiatkan(janji)kan alloh ketika kita akan di jadikan dalam bentuk mahluknya yang mulia yaitu manusia. ”biar nanti ketika kita di Tanya malaikat ‘man robbuka?siapa tuhanmu?kita bisa jawab. dari ungkapan yang pertama”man arofa nafsahu faqod arofa robbahu” Siapa yang mengenal diri,  maka ia akan mengenal Tuhannya.
Berapakah umur kita sekarang? dan Sudahkah kita mengenal diri kita sendiri?
Jangan bilang kalau “Saya sudah mengenal Allah tetapi tidak mengenal diri sendiri”
Mengenal diri dalam kaitannya dengan pengenalan diri terhadap Tuhan,  karena untuk tahu Allah harus tahu Hambanya dulu,  Rahasia Tuhan ada pada Hambanya. .  ,  mengenal diri sama dengan mengenal jati diri… siapa dirinya yang sejati?Dari apa manusia itu di ciptakan?. .
“Hendaklah kamu perhatikan darimana kamu di ciptakan”,  manusia diciptakan dari setetes air mani,  melalui sulbi tulang belakang? sebagai wasilahnya adalah kedua orang tua kita.  kemudian melalui beberapa proses dan beberapa bulan,  terciptalah yang namanya manusia. .
Dan (ingatlah),  ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmt?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami),  kami menjadi saksi. ” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” (Al A’raaf 172),
Ingatkah kita bagaimana Tuhan itu? seperti yang di jelaskan ayat diatas… bukankah kita pernah bersaksi!!!, ,  ataukah benar juga apa yang di katakan ayat diatas, , ,  “kami adalah orang-orang yang lengah terhadap ini”,
Maha benar Allah dengan segala Firmannya bahwasannya kami lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)
Terus apa yang bikin kita lengah terhadap keesaan Tuhan?
Satu aja belum terjawab sudah ada petanyaan lagi, sulitkah?sesulit apakah?apakah terlalu dalam bila kita mencoba mengingat kembali perjanjian tuhan dengan kita waktu di lauhil mahfud?
To be continued……………….


0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates