Rabu, 28 Maret 2012

SARUSO MENGGUGAT TUHAN.

SARUSO MENGGUGAT TUHAN.
Kata –kata yang mungkin menyulut telinga ini panas dan membuat darah ini memanas, seolah olah ingin melakukan pembelaan terhadap Tuhan, atAu merasa terhina karena yang di sembahnya di katakana tidak adil , mungkin perlu bertanya pada diri kita, ketika kita  merasa emosi dengan orang-orang yang melecehkan dan menggugat Tuhan kita , karena merasa ketidak adilan terjadi pada dirinya, independensi dan keadilan tuhan tidak di ragukan lagi, semua mahluk yang di ciptakanya merupakan apresiasi ketuhananya yang di kehendakinya dan semuanya di berikan hak yang sama untuk memilih jalan hidupnya.
Persoalan kecukupan hidup dengan rizki Tuhan yang di berikan kepada manusia pastilah menjadi tanggung jawab tuhan dan dalam firmanya “sesungguhnya Allah akan memberikan rizki bagi siapa yang di kehendakiNya”namun entah apa alasan mereka sehinnga Tuhan harus di persalahkan dengan anggapan bahwa Tuhan tidak adil dan memilih kasih terhadap orang-orang hidupnya lebih sejahtera, Tuhan hanya memperhatikan orang-orang kaya , dan membiarkan orang-orang yang melakukan dosa besar padaNya dengan memfasilitasi hidupnya dengan kemewahan, sedangkan orang-orang yang hidupnya selalu berada di tempat ritualitas dan menyembahnya  jauh dari hidup yang sejahtera.
          Seseorang sa at mengalami depresi tinggi dan mengalami guncangan yang sangat hebat  karena sebuah masalah yang menurut dirinya tidak mampu di seleseikanya, maka yang muncul dalam dirinya  kata “menyerah”. sebuah gejolak jiwa yang kemudian seseorang akan oleh masalah yang membuatnya jatuh tak bertenaga  dan mengambil jalan pintas seperti halnya ia akan  lari dari masalah dengan cara pintas dan berharap[ semua akan segera berahir,  dengan melakukan hal-hal yang bisa membuatnya merasa nyaman dan lupa akan masalahnya, atau juga sampai ia tidak kuat dan mengambil inisiatif dan alternatif  mengahiri hidupnya. depresi kemanusiaan sering kali muncul dalam benak dan fikiran seseorang ketika manusia telah lepas kendali dari control logika dan fikiran jernihnya, tindakan – tindakan negative akan sering terjadi tatkala seseorang sudah lepas kendali dan terkendali oleh fikiran bawah sadarnya , kejadian – kejadian criminal dalam perilaku social banyak terjadi di sebabkan oleh ketidaksadaran seseorang dlam mengambil keputusan yang kita bahasakan dengan bahasa “khilaf”.
          Pemaknaan khilaf sendiri sering di artikan sebagai alas an manusia melakukan pembelaan atas kesalhan yang di lakukanya “al insanu mahalul hotok wanisyan”manusia tempatnya salah dan lupa”yang artinya manusia pada sisi kesalahan dan kelupaan merupakan kewajaran, padahal Allah memberikan pedoman hidup berupa alquran sebagai petunjuk bagi mereka, pemaknaan khilaf sebagai kelupaan dan kesalahan manusia haruslah di urai kembali , yaitu pada sisi pemaknaan tempatnya salah dan lupa bukan lagi di maknai bertempat , seolah manusia kalau salah , akan salah terus dan itu syaitan ibaratnya , kalau benar selalulu benar , tidakkah ia malaikat.  Jadinya. tentu saja kita harus mengembalikan sisi kemanusiaan kita , bahwa manusia adalah mahluk Allah yang sempurna dan lebih sempurna dari syaiton dan malaikat, sehingga pemaknaan “terkadang”akan lebih tepat bagi manusia ketika ia lepas kendali dari petunjuk Allah yang di berikanya sehingga ia seorang yang khilaf , kadang salah kadang ia lupa.
Dan Kenapa gugatan terhadap tuhan  itu terjadi, sedang Tuhan dalam alquran pernah mengatakan”sesungguhnya Allah tidak memberikan ujian pada hambanya melebihi batas kemampuanya”????
          Dari janji itulah orang –orang yang entah atas alasan apa mengatakan “Tuhan kenapa engkau membuatku menderita ???kenapa semakin hari hambamu ini tidak lagi engkau perhatikan dan semakin engkau hadapkan pada jalan kesesatanku???
Saruso menggugat
          Suatu ketika  hari itu setelah magrib seorang konco mampir ke gubuk sang kyai ”ia seorang yang Berbadan  gagah, laki-laki yang  namanya sesuai dengan kegagahan tubuhnya, sebut saja sa-ruso (ruso dalam bahasa jawa artinya kuat, bertenaga), entah apa yang membuatnya malam itu ia mampir dan ia mengungkapan dengan  dua tiga patah kata yang selalu di ulang-ulang” kulo  – sampun – tobat ‘’beberapa kali ia mengungkapkan itu dan sang kyaipun jadi bingung dan iba dengan gayanya yang baru yang cukup melas’’tak seperti dulu lagi yang selalu berpolah sesuka dia. sang kyaipun bertanya , apa yang terjadi padanya, iapun sedikit menahan air matanya jatuh ,  lagi-lagi ia mengulang kata-kata itu-itu lagi, kyaipun bingung harus berbuat apa untuk menenangkanya, ia datang seperti harimau yang terluka parah dan tak bertenaga , jalanya melemah, matanya berkaca –kaca dan seolah ingin meraung keras , bukan karena kelaparanya , karena ia cedera oleh dirinya dan tak mampu mengobati dirinya sendiri. KEMUDIAN SARUSO BERTANYA SOAL TAUBAT…DAN YAI pun menjawab ”yang namanya tobat itu artinya kapok (jera) untuk tidak mengulangi perbuatan yang dosa lagi, dan selalu memohon maaf dan istighfar pada Allah,  jangan terlarut pada dukamu sehingga engkau hanya meratapi kesalahanmu yang  selalu engkau tangisi, bangkitlah karena engkau masih di beri kesempatan untuk berubah. tidakkah engkau tahu”Allah tidak akan merubah nasib sebuah kaum bila kaum itu tidak mau merubahnya”. ternyata si saruso beberapa minngu yang lalu melakukan tindakan bunuh diri dengan meminum obat pembasmi hama , namun naas apa yang di inginkanya tidak seperti yang di kehendaki sang maha pemilik nyawa”ia tidak mati dan masih hidup , malah yang terjadi dalam dirinya ia mendapatkan sakit di livernya.
          Sungguh tuhan maha kuasa, si saruso yang yang telah meminum ibotol obat pembasmi hama tidak mati begitu saja , tuhan masih memberi kesempatan padanya untuk memilih perjalanan hidupnya. sebelumnya ia menggugat atas apa yang di limpahkan padanya dari tuhanya , perjalana hidupnya cukup panjang dan pahit, dari kepulanganya di kampungnya, ia tak lagi di terima keluarganya, perceraianya dengan istrinya dan harta warisan orang tuannya yang  telah habis dia jual untuk kesenanganya, dan para aparat desa yang tidak lagi menerima dan membuatkan ktp untuknya, entah sebesar apakah kesalahanya, hingga kampung halamnya tidak menerima lagi dan untuk menjadi warga indonesiapun tak ia dapat, iapun pergi dan menghabiskan hari-harinya di hutan sebelah kampunya, dari  atas hutan ia dapat melihat kampungnya, ia sendiri dan meratapi kesialan hidupnya, entah hari ini ia berada di mana dan semoga Allah memberikan kekuatan kebenaran dalam hatinya.
          Bila hidup ini yang memiliki tuhan dan nyawa ini yang meng hak i hanya Allah, atas dasar apa seorang manusia menggunakan caranya sendiri mengahiri hidupnya. sedang di sisi lain orang-orang yang merasa mengetahui kebenaran  hanya menyimpulkan dan tidak mengambil hikmah atas hal itu, konon saat itu juga di tetangga desa saruso ada orang mati bunuh diri tidak ada yang melawat, dan tidak ada yang mensholati, para warga mengklaim bahwa orang bunuh diri itu kufur  tidak di terima Allah dan tak pantas di doakan, dan mereka  bersikap demikian  dengan alasan melakukan pembelaan atas hukum yang di ciptakan Allah, dan atas dasar apa Allah butuh di bela lo kang???karena tuhan maha kuasa dan tiada yang lebih perkasa selain dirinya. untung saja saruso tidak mati waktu itu, mungkin kalo saja ia mati nasibnya tak lebih mengenaskan lagi dan lebih parah lagi, mungkin jasadnya di lempar ke jurang.
          Tuhanlah yang memiliki dan menciptakan seluruh alam dan isi jagad ini, jadi terserah ia mau mematikan dan mencabut nyawa mahluknya Kita mengamati bangaimana Al-Qur’an menisbahkan pencabutan ruh .  Allah SWT berfirman,  “Allah mencabut jiwa-jiwa ketika tiba kematiannya. ” (QS.  Az-Zumar: 42).
teringat oleh pengajian seorang kyai di jawa timur”ia bertanya pada audiens pengajian “mbok ,  kang orang itu mati karena apa ??? ada yang menjawab  dengan lantangnya “di tabrak truk”bunuh diri”nyangkut di rel kereta api, sakit dll. . . . sang kyai hanya tersenyum”laiya lo kang kalo orang mati itu di tabrak truk kog ada orang di tabrak truk tidak mati?? Lalu di sengak penonton”la kurang parah nabraknya yai”setelah itu kyai itu menjawab”orang itu mati karena habis masa nyawanya, habis masa berlaku masa tenggang nyawanya, dan di ambil nyawanya oleh Allah dengan cara di tabrak truk, dan lain-lain. kalau yang menyebabkan kematian seorang di pastikan dengan selain Allah, apakah ada tuhan selain Allah yang menciptakan manusia???dan adakah yang lebih berhak atas nyawa ini selain dariNya?
Kehidupan semakin berkembang, begitu juga masalah kehidupan berkembangpesat, daripembunuhan, pemerkosaan, penipuan, perselingkuhan dan lain-lain. dan perbuatan  sampai yang di kemas dengan jabatan , taupun di kemas dengan baju ibadah dan lain sebagainya. Karena manusia semakin cerdas, membungkus segala sesuatu apapun yang tidak halal dan dosa dengan bungkus kado yang mewah, koropsi di bungkus dengan jabatan dari lurah sampai menteri juga presiden, ada juga yang membungkus diri dengan paranormal yang membius pasienya dengan ampuhnya, ada juga yang membungkus dirinya dengan kopyah dan sorban . entah bagaimana kita akan bisa menemukan dan menjumpai orang-orang di sekitar kita seorang manusia yang di bungkus dengan kerendahan hati, kejujuran dan kesabaran. mungkin orang akan menilai acuh akan hal itu, mana ada orang seperti itu, ada juga memakai pepatah”kalo kita tidak makan duluan ya kita di makan orang”apakah hukum rimba ini sekarang berlaku?apakah hukum dan norma  agama juga sosial hanya jadi baju luarnya saja, dan ternyata  isinya tak lebih dari srigala bertubuh manusia. yang haus dan lapar dan saling membunuh sesamanya.
Segala apa yang terlihat di dunia ini realitasnya  hanyalah sebuah bungkusan saja / kenasan saja,  yang mengemas sebuah esensi atau sesuatu hal yang tak tampak tapi nyata. seperti halnya Allah berfirman “dunia ini adalah sekedar bayang – bayang semu, dan senda gurau”namun semua itu di ciptakan untuk bias saling melengkapi, manusia di ciptakan dengan di bungkus jasad,
Sepertinya terlalu dalam membincangkan hal ini,  , TAPI BILA BERTANYA , SEDALAM APAKAH?apakah dapat di ukur?dengan alat ukur apa?dan di lihat dengan alat apa untuk membuktikanya?
          Mari kita coba menguak diri kita sebenarnya , Kalo kita di ciptakan oleh Allah di bekali dengan indra, maka bisa melihat sesuatu itu tampak dengan mata, terdengar oleh telinga, tercium oleh hidung, dan terasa kasar dan halus oleh tangan yang meraba, dan merasakan manis ,  asin , pahit, dengan lidah kita. namun berbeda dengan apa yang sewajarnya kita tadapat lakukan dengan semua itu, kita juga di anugerahi akal, untuk berfikir logis dan mengambil keputusan hidup, namun akal kadang merasakan capeknya berfikir, semangatnya mencari celah, dan merencanakan . dan kita di anugerahi “hati”ia dapat merasa , mengolah karsa, memilih , meskipun ia selalu di tentang oleh akal, ole indra-indra kita.  
Dianugerahi syahwat untuk menggerakkan tingkahlaku (Q/3:14) : "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,  yaitu: wanita-wanita,  anak-anak,  harta yang banyak dari jenis emas,  perak,  kuda pilihan,  binatang-binatang ternak dan sawah ladang.  Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). , "
          Sebenarnya kita masih mempunyai anugrah yang istimewa, yaitu hati kita di lubuk yang paling dalam dari diri kita, meskipun sering kali membolak-mbalikan kita dalam kebingungan, dan juga kita di anugerahi Nurani yang merupakan subsistem kejiwaan manusia.  Menurut Al Qur'an,  manusia
dianugerahi akal untuk berfikir dan memecahkan masalah,  dianugerahi hati untuk memahami realitas
 (Q/22:46) : "Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi,  lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta,  tetapi yang buta,  ialah hati yang di dalam dada. ,
Kita dianugerahi nurani untuk meluruskan yang bengkok,  membersihkan yang kotor dan untuk introspeksi terhadap apa yang ada dalam jiwa kita,  (Q/75:14-15) : "Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri,  meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya. " . Jika hati manusia masih bisa diajak kompromi,  membantah,  mengingkari,  mencabut pernyataan dan mencari-cari alasan pembenar,  hal itu memang sesuai dengan tabiatnya.  Dalam Al Qur'an,  hati disebut dengan nama qalb yang mempunyai arti bolak-balik. Ungkapan bahasa Arab berbunyi; summiyat al qalbu qalban litaqallubihi artinya hati dinamakan qalbu adalah karena tabiatnya yang bolak balik.  memiliki tabiat tidak konsisten,  suka berdalih dan mencari-cari alasan pembenar. Nurani bagaikan kotak hitam (black box) di dalam hati,  sebagai sub sistem yang bekerja secara konsisten ter­hadap kebenaran dan kejujuran.  Hati boleh mencari-cari dalih pembenar,  akal boleh membuat rumusan yang logis membenarkan dirinya,  tetapi nurani tetap konsisten membisikkan bahwa yang salah tetap salah,  dan yang benar tetap benar.  Dalam Al Qur'an,  nurani disebut dengan nama bashirah,  (Q/75;14-15) yang mengandung arti pandangan mata batin sebagai lawan dari pandangan mata kepala.  Bagi orang yang nuraninya sehat,  pandangan mata hatinya lebih tajam menembus dimensi ruang dan waktu,  berbeda dengan mata kepala yang sangat terbatas jangkauan pan­dangannya.  Bagi orang yang mata hatinya buta,  maka ketajaman penglihatan mata kepala tidak banyak membantu menemukan kebenaran (Q/22:46). Imam Gazali memisalkan hati nurani dengan kaca cermin.  Bagi orang yang bersih dari dosa,  maka nurani­nya bagaikan cermin yang bening,  sekecil apapun noda di wajah,  segera akan nampak di cerminnya.  Adapun orang yang suka melakukan dosa kecil,  maka nuraninya bagaikan cermin yang terkena debu. Ia bisa menggambarkan wajah,  tetapi noda-noda kecil tidak nampak.  Sedangkan orangyang biasa melakukan dosa besar,  maka nuraninya gelap,  seperti cermin yang tersiram cat hitam. Hanya sebagian kecil dari cerminnya yang bisa digunakan untuk bercermin,  oleh karena itu pelaku dosa besar tidak pernah merasa dirinya bersalah,  karena cermin hatinya tidak bisa menampakkan apa-apa. Selanjut­nya Al Ghazali me­misalkan nurani orang yang mencampuraduk perbuatan baik dan perbuatan dosa dengan cermin yang retak. Cermin yang retak tidak bisa menggambarkan wajah secara benar,  hidung bisa nampak dua,  mata menjadi empat,  mulut menjadi menceng dan sebagainya,  sehingga orang yang seperti itu selalu kacau dalam memandang kebenaran dan kesalahan,  tidak bisa obyektif dan biasanya memiliki kepribadian yang pecah (split personality). Bagaimana caranya menghidupkan nurani?secara umum jawabannya adalah menjauhi perbuatan dosa,  baik dosa kepada Tuhan maupun dosa kepada manusia,  karena perbuatan dosa merupakan daki yang mengotori cermin hati.  Secara lebih spesifik,  sebagai terapi,  berdoa di tempat suci ,  ­di Multazam misalnya­ juga dapat menjadi shock therapy terhadap hati nurani.  Mengapa di Ka`bah banyak orang bisa menangis tersedu-sedu,  karena disana ia tidak bisa tidak kecuali harus jujur kepada Tuhan.  Di sana terbayang semua kesalahan yang pernah dilakukan tanpa sedikitpun bisa mencari-cari alasan pembenar. Jika psikologi schok therapy ini berhasil dipertahan­kan lama,  maka selanjutnya nuraninya akan hidup,  dan itulah yang disebut haji mabrur.  Berakrab-akrab dengan problem kemanusiaan juga bisa menajamkan nurani.  Orang yang selalu bergelut langsung membantu kesulitan orang kecil,  rakyat kebanyakan,  maka nuraninya sedikit demi sedikit akan bercahaya.  Hatinya menjadi lembut,  rasa syukurnya meningkat.  Ia akan memiliki kepekaanyang kuat terhadap hal-hal yangberdampak buruk kepada kehidupan riil manusia. Apa hubungannya dengan menghidupkan nurani? Sudah barang tentu ada hubungannya,  karena orang kecil relatif jujur,  maka menyayangi orang kecil bermakna menggosok-gosok kejujuran,  dan hal itu mendatang­kan rahmat Tuhan.  Sayangilah yang dibumi,  niscaya kalian akan disayang Tuhan,  irhamu man fi al ardhi yarhamukum man fi as sama.  Demikian firman Allah dalam hadis Sungguh telah jelas Allah memberikan penjelasan terhadap kita namtn barang
          Sesungguhnya. . .         
Mendemo Tuhan
Nikmat yang Allah berikan kepada kita sangat banyak. . . Mulai dari nikmat kita jadi manusia. . . nikmat hidup,  nikmat mempunyai organ tubuh yang lengkap, seperti bernafas,  melihat,  mencium,  mendengar dsb. . . Sehingga kalau kita menghitungnya satu persatu, maka kita tidak mampu mnghitungnya. . . Karena begitu banyak nikmat Allah yang diberikan kepada kita, seperti dalam firmannya: " . . Dan jika kamu menghitung nikmat Allah,  maka kamu tidak dapat menghinggakannya. . " (QS. 14:34)
          Di zaman modern ini semua bebas mengexspresikan dirinya, semua terfasilitasi, sampai 






0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates