Wahai dunia…
Aku telah hidup di bawah asuhanmu…..
Dunia…
Dari selembut mbun, angin hingga
sekasar bebatuan mu mengajariku.
Dunia, di mana alam memaksaku
memijakan kaki, berjalan oleh takdirnya.
Dari
terriknya matahari hingga gelapnya malam.
Dunia, karenamu aku mengerti arti kepedihan.
Karenamu aku mengerti permusuhan.
Karenamu aku mengerti ketdak berdayaan
dan kekuatan,
Karena aku mengerti saat engkap
menjatuhkanku tersungkur ke dataran tanah.
Karenamu aku di hina dan di sepelekan.
Dunia,
aku tak menuduhmu!
Bahwa
semua penyabnya adalah dirimu.
Tapi perlu kau tahu, saat kakimu
memaksakan menunduk padamu, dengan sakit hatiku, keterpaksaan kau hinakan aku
seolah aku bersujud di hadapanmu.
Oooh…tidak! Tidak…itu hanya ragaku,
itu hanya wujud dari keangkuhan jasad ini takluk olehmu!
Luka di sekujur tubuhku olehmu, tak
melupakanku bahwa engkau pernah mengasuhku.
Namun bukan berarti aku akan kau
jadikan sebagai anak kandungmu tuk berbakti padamu dan berbakti padamu.
Aku
akan mendurhakaimu, seperti engkau selama ini memperlakukanku.
Ini bukan dendam! Bukan perlawana,
juga bukan keangkuhanku.
Tapi ini adalah jiwa kesadaranku,
Jiwa di mana aku juga terciptakan
seperti yang menciptakanmu.
Aku lebih baik darimu.
Aku lebih indah darimu.
Karena kesempurnaanku menjadi ayatNya yang
suci dan bersih.
Dunia… engkau pesolek luar biasa.
Engkau perayu yang setia.
Engkau juga luar biasa.
Namu keluarbiasaanmu hanya sebutir
dari pasir-pasir yang berhamburan luas di duniamu.
Hanya ketauhidanku yang mampu
menghantarkan atas keluarbiasaan yang menciptakan luarbiasamu.
Itulah Tuhan, maha luar biasa.
Maha bijaksana,
Maha penyayang
Pengasih,
Karena kemaha’aNya, keluarbiasaanNya,
kepeerkasaaNya.
Menjadikanku kuat menghadapimu wahai
dunia!!!
Dunia…….kita tak pernah tau kapan kita
akan berahir.
Karena kita hanya mahluknya,
Maka jangan berharap menggodaku dan
memaksaku bersujud di hadapmu.
Karena sujudku hanya kepada yang
menciptakanmu juga menciptakanku!!
0 komentar:
Posting Komentar