MARI BUDAYAKAN MALING……
DAN
SUNGGUH LUAR BIASA NASIb KANG SLAMET dan kang bejo,yang namanya tidak
bisa menyelamatkan nasibnya,karena kegigihanya menegakan keadialn juga
kebenaran di desanya,kenapa tidak,di desanya iu cukup keterlaluan
Sungguh terlhalu kta bang haji rhoma irama ,sesuatu yang semula menjadi
pantangan kehidupan dan merupan suatu hal yang melanggar hukum
agama,juga hukum Negara sudah di anggap biasa.kalo berdasarkan hukum
yang berlaku,hukum mencuri ayam itu fasililitasnya penjara,apalagi
mencuri dan mengambil uang Negara,koropsi.
Namu
tidak demikian,di media masa sekarang ini berita yang tiap hari selalu
muncul adalah soal korupsi para pejabat,dari pejabat
kelurahan,kecamatan,kabupaten gubernursampai tingkat pusat,DPR,mentri
dan pejabat tinggi lainya.ahirnya masyarakat yang di suguhi hak demikian
semakin terbiasa saja mlihat prilaku yang di lakukan para
wakil-wakilnya di pemerintahan,hingga menjadi hal biasa sja di zaman
pemerintahan pasca reformasi hari ini.sampai muncul namanya kpk dan
badan-badan hukum yang di ciptakan untuk menegakkan hukum dan menangkap
para pelanggar hukum beserta penegak hukum ,LHO KOK…beserta penegak
hukum?lawong penegak hukum itu juga manusia,jadi sama saja dengan para
maling-maling berdasi juga,apa kamu piker baju hukum itu bisa berjalan
sendiri tanpa ada yang memakai dan menindak planggar hukum,tentu saja
tidak.emangnya hantu…justru baju itu sebagai seragam tepat untuk di
jadikan alat melanggar hukum,melindungi koroptor dan maling-maling
lainya.
Di sadari tidak bahwa perbuatan koropsi
yang di lakukan para politisi dan aparatur Negara ini akan menjadi
sebuah kebudayaan baru yang akan terwariskan bagi generasi negeri
ini,sampai memunculkan istilah koropsi berjamaah,lhadalah maling kok di
lakukan ramai-ramai?iya benar,ramai-ramai,biar lebih aman dan
selamat,karena antara yang maling dan yang mencari malingnya sulit di
bedakan.intinya yang namanya berjamaah itu bukan lagi di
mushola,masjid,dan di tempat-tempat ibadah taupun tempat umum,namun juga
di tempat brangkas uang Negara itu di amankankan,maka di situlah
maling-maling itu berkelimpangan berjamaah dan membobol uang dengan
berbagai macam cara,biar tidak sampai sedikitpun brangkas itu lecet
apalagi rusak.hebat benar jika maling mengambil uang dalam brangkas yang
telah di jaga dan mengambil uangnya tanpa repot dan tanpa menyelinap
dari penjagaan,dan tanpa merusak dan tanpa kunci,la terus apa alat untuk
mencurinya?tuyul,/gendruo?atau setan bayaran,?jawabnya semuanya
benar.lho emange ada jasa tuyul,gendruo,atau setan bayaran di zaman yang
modern ini?bukan begitu maksudnya sedulur-seddulur,yang mengambil uang
itu para kumpulan dedemit yang berada di birokrasi,tampangnya saja
manusia,tapi mereka berkumpul dari mulai demit kecil tuyul sampai
rajanya demit sekalipun.dengan alat yang namanya musyawarah mufakat dan
buku tebal sebagai alkitab yang berisi mantra-mantra ampuh untuk
mengeluarkan uang dari brangkas itulah yang memunculkan
peraturan-peraturan kebijakan anggaran atas nama rakyat.cukup sistematis
dan praktis,namun kok ada juga yang ketangkep basah dan di masukan
penjara si koruptor itu?lha itu kenapa bisa?ya bisa to…mana bisa ikan di
taruh di atas meja hilang bigitu saja tanpa ada yang mengambil dan
memakanya?ya jelas ikan itu hilang karena ada yang mengambil,entah si
kucing,tikus atau si pemiliknya sendiri yang lupa memakanya.sekenario
apa lagi ini kawan?ya di situlah muncul namanya hukum kausalitas
hilangnya duwit Negara kita,harus ada 1 maling yang di korbankan,dan
maling lainya sebagai penjamin satu maling untuk memfasilitasi keluarga
si maling, ruang tahanannya si maling,juga grasi untuknya kelak.kalo
soal nama baik itu mah gampang”rakyat kita ini mudah lupa ungatan dan
mudah memaafkan”jadi untuk maling berkelas seperti halnya nazarudin
,gayus tambunan dll,yang ketangkap basah,tuh tak butuh nama baik,penting
hidupnya kaya ,mobilnya mewah,sapa yang tak segan ketika ia berjalan lewt kampong-kampung kumuh di negri ini,itulah kebudayaan baru hari ini.
ENTAHLAH
apa dan bagaiman nasib bangsa ini kedepan,jika kebudayan musyawarah
mufakat,gotong royong beralih fungsinya menjadi terbalik, ,musyawarahkan
dan di mufakati juga di gotong royongi adalah kebohongan yang wajib di
jalankan,dan sebaliknya menjalankan musyawarah,gotong royong yang
jujur,adil,benar harus di tinggalkan,intinya bila seseorang masuk dalam
ranah politik kenegaraan maka hukum bohong itu wajib,dan hukum jujur itu
haram,lam hal ini,sungguh terlalu.!!!dan sungguh hukum tuhan tidak lagi
menjadi pertimbangan bagi kehidupan manusia.apalagi hukum-hukup Negara
yang di atasnamakan ketuhanan.
Nah
,kepasrahan kita terhadap apa yang telah di ssinggung di atas tidaklah
cukup,tentunnya sebagai umat beragama tentunya semuanya dan
sependapat,juga sepakat,bahwa yang namana kebuhongan adalah hal yang di
benci dan di jauhi,dan sebaliknya sebuah kejujuran adalah nilai
tertinggi dalam agama maupun kehodupan,dalam ajaran islam kita
ketahui,apabila terjadi sebuah kejahatan maka di anjurkan bagi kita
untuk mencoba meesponya sesuai apa yang kita fahami nya muncul “koropsi
berjamaah’. Yang ke dua respon “pencegahan dengan tyaitu ;ketika terjadi kejahatan maka kita di wajibkan untuk merespon yang pertama dengan sebuah ‘peringatan”mengingatkan
dalam arti mencoba merespon pelaku kejahatan dengan sebuah tindakan
awal sebagai nasehat yang membuatnya jera dan tidak mencoba meneruskan
atau mengulanginya,bukanya kita mentolelir sebuah kejahatan,namun pada
dasarnya manusia di sisi lain mempunya kegelapan mata dalam melihat
realitas dunia ini,otomatis ketika melihat uang berjubel di koper, ,tindakan tegas” artinya ; sebuah tindakan yang harus di lakukan karena pelaku kejahatan tidak lagi menganggap dan mengakui
hukum yang berlaku,berarti secara tidak langsung ia melecehkan hukum
Negara ini,lantas tindakan tegas apa yang harus di lakukan,yaitu
tindakan tegas terhadap pelaku kejahatan oleh pihak hukum yang
berwenang,dengan menangkap dan memenjarakan serta memberikan keputusan
pidana yang jelas kuat sesuai dengan perilaku kejahatanya,tidak
memandang lagi ia seorang pejabat tinggi Negara atau tokoh,yang jelas
sebuah kebenaran adalah perilaku keshalehan social yang harus di jinjung
tinggi dan di patuhi dalam kehidupan ini.respon yang ketiga
adalah,ketika semua kejahatan tidak lagi mampu di bending dan di
tanggulangi,lantas apa yan harus di lakukan,apa tak ada hal lain yang
bis adi lakukan,?tentu saja ada saudara, tuhan menciptakan semua yang
ada di dunia ini sesuai kausalitas yang di ciptakan,begitupun
juga,sebuah problem kehidupan tentunya dapat dkat kita i
atasi dan di sesuaikan mahluknya,sehingga kita di ajarkan bahwa ketika
tindak kejahatan tidak mampu kita cegah dan kita anpa bisa melakukan
tekanan maka terahir d hati yang paling dalam ini mari kita selalu berprihati berdoa,dan bermunajad atas
keadilan di saatnya nanti turun dari langit dan hanya allohlah yang
akan berhak memberikan ganjaran setimpal bagi orang-orang yang dholim.
Nah
apa yang sekarang perlu kita fahamkan terhadap tindakan masyarakat hari
ini dalam merespon kedholiman ,sedang kita tahu bahwa hari ini
masyaraakat bertindak tidak kalah menarinknya merespon kebijakn dholim
bagi mereka,apa lagi masyarakat hari ini sudah jenuh dan muak juga
hilang kesadaran sehingga muncullah respon trahir naluri hewani mereka
,yaitu bila hewan di sakiti dengan hewan yang lainya maka ia akan
melawanya dengan cara apapun,tanpa menggunakan taktiknya atau
toleransinya..lho jelas namanya juga hewan saudara-saudara,lantas dengan
apa lagi bagi rakyat ini ketika terjadi sedemikian hewaniahnya,ahirnya
tindakan terahir adalah dengan
merespon kebijakan Negara ini dengan perlawanan fisik,seperti yang
sering terjadi di pemerintahan hari ini,pemerintah merespion balik
tindakan rakyat ini dengan tembakan senjata-senjata aparatnya,menembaki
sang tuan yang muak dengan seakan telah muak dengan anjing
peliharaanya,namun apa tanpa daya,si tuan tak bersenjata dan si anjing
menggigit dan mencakar sampai membunuh sang majikan,alhasil korbanpun
berjatuhan,entah di mana lagi keramahan bangsa ini yang dulu melekat di
senyum juga sapan mereka,dan sekarang menjadi kemarahan besar.
Apakah
cukup sederhana itu kita membaca dan menilai realitas kebangsaan kita
ini,tentu tidak cukup,tentunya cara kita yang kita fahami di atas dengan
merespun sebuah perilaku juga tindakan dholim di negri ini cukup layak
bila kita menenemkanya dalam diri kita.
Sepertinya
tindakan yang terjadi hari ini semua terbalik,lihat saja kasus yang
telah terjadi antara rakyat vs aparat bersenjata,dan respon pemerintahan
yang sudah tidak lagi di katakana lamban,namun salah kaprah,coba sebuah
problem di atasi dengan mendirikan badan investigasi yang bertanggung
jawab mencari akar persoalanya,tentu cukup lucu,pohon yang sudah tumbang
dan tercabut beserta akarnya di pelajari,munkin ahirnya masuk dapur
pembakaran,dan setelah orang-orang mati,rumah-rumah hancur baru di tindak,lucu
sekali,apa mungkin yang mati akan hidup kembali bapak-bapak,,,,sungguh
lucu,sebuah problem yang seharusnya di antisipasi justru di tunggu
dengan investigasi,apa kita akan menunggu maling mengambil uang kita di
laci,setelah hilang baru kita cari??tentunya semua akan tahu soal hal
itu,,fakta ini sengaja terbalik,ataukah sengaja membalikan fakta?apa
cukup ahirnya semua bilang “semua telah terjadi’ya
sudahlah….begitukah?sedang di sisi lain kita terlalu sering
mengulanginya dan menggetunianya sepanjang hidup kita “lepasnya
tim-tim”.belum cukup masalah itu,masih ada lagi k respon –respon yang
kurang baik untuk para pelaku kejahatan,seperti kasus di atas ahirnah
respon awal ini pastinya perlu di lakukan syang mana respon ini lah yang
seharusnya kita jadikan sebagai pedoman untuk mengatasi sebuah
persoalan di negri ini,dan siap yang bertanggung jawab pada semua
ini?pemerinntah,rakyat?,presiden?atau kebodohanmu sendiri dan melibatkan
tuhanlah yang bertanggung jawab ats semua ini.
Mari
kita jawab pertanyaan ini dengan kepala dingin,kita lepas nafas kita
yang kotor,kita masukan nafas baru kita yang bersih,kita jernihkan
fikiran kita,dan kita buang segala kerusakan dan kenegatifan di otak
ini,kita tenagkan jiwa ini,kemudian mari kita bicara.Iya,siapa yang
bertanggung jawab?karena semua dari awal terbalik ,maka mari kita jawab
pertanyaan itu terbalik,biar kembali kepada tempat yang semestinya.
pertama
Sungguh Tuhan maha kuasa dengan apa yang terjadi di muka bumi ini,tuhan
menciptakan jiwa-jiwa,ruh-ruh suci manusia,dan menjadikan jasad sebagai
wadahnya,dan akal sebagai manifestasi kehambaan mahluknya,dan
menciptakan bumi sebagai tempat eksplorasinya,dan menurunkan nakli
/wahyu sebagai pedoman hidupnya.yang di dalamnya banyak mengandung
tuntunan di antaranya larangan dholim,dan tolong menolong dalam
kebaikan,lantas nikmat manakah yang manusia ingkari?bila tuhan telah
mencukupkan semuanya demi kebaikan kehidupanya.
Kedua;persoalan
kebangsaan ini tidak cukup dengan memcari kambing hitam dan pertanggung
jawaban pada satu orang saja,seperti yang di tampilkan birokrasi
kenegaraan ini,satu kasus koropsi muncul 1 orang di tampilkan jadi penanggung
jawab atas kesalahan golonganya,dan yang lain menikmati hasilnya.lantas
apakah presiden dan aparatnya yang harus bertanggung jawab atas hal
ini,terlepas dari suudzhon hati juga fikiran ini ,tampilan-tampilan yang
di perankan para pejabat negri ini cukuplah menjadi saksi,musyahadah
kehidupan kebangsaan ini yang cukup realistis menunjukkan kebrobrokan di
dalamnya,dan berefek besar bagi kemajuan bangsa ini,sehingga se
akan-akan mereka mengajarkan ,mencontohkan bagi generesi bangsa ini
untuk menjadi bangsa “MALING”SERAKAH” dan lain sebagainya.
Wallohu
a’lam bissowaab,kiranya tidak adil bila sebagai hamba saling
menyalahkan dan meminta pertanggung jawabkan,namun yang perlu kita
lakukan ,mari berbenah,memilih,memilah 2 sisi pilihan
hidup untuk selalu konsisten salah satunya yaitu
:kebajikan”.mengajarakan nilai kemanusiaan,kebudayaan,dan religiusitas
kepada generasi bangsa ini.
semoga alloh memberikan hikmah pada kita semua.....amin.
november/catatan harian 2011
0 komentar:
Posting Komentar