Senin, 04 Februari 2013

MARI BUDAYAKAN MALING……

MARI BUDAYAKAN MALING……
          DAN SUNGGUH LUAR BIASA NASIb KANG SLAMET dan kang bejo,yang namanya tidak bisa menyelamatkan nasibnya,karena kegigihanya menegakan keadialn juga kebenaran di desanya,kenapa tidak,di desanya iu cukup keterlaluan Sungguh terlhalu kta bang haji rhoma irama ,sesuatu yang semula menjadi pantangan kehidupan dan merupan suatu hal yang melanggar hukum agama,juga hukum Negara sudah di anggap biasa.kalo berdasarkan hukum yang berlaku,hukum mencuri ayam itu fasililitasnya penjara,apalagi mencuri dan mengambil uang Negara,koropsi.
          Namu tidak demikian,di media masa sekarang ini berita yang tiap hari selalu muncul adalah soal korupsi para pejabat,dari pejabat kelurahan,kecamatan,kabupaten gubernursampai tingkat pusat,DPR,mentri dan pejabat tinggi lainya.ahirnya masyarakat yang di suguhi hak demikian semakin terbiasa saja mlihat prilaku yang di lakukan para wakil-wakilnya di pemerintahan,hingga menjadi hal biasa sja di zaman pemerintahan pasca reformasi hari ini.sampai muncul namanya kpk dan badan-badan hukum yang di ciptakan untuk menegakkan hukum dan menangkap para pelanggar hukum beserta penegak hukum ,LHO KOK…beserta penegak hukum?lawong penegak hukum itu juga manusia,jadi sama saja dengan para maling-maling berdasi juga,apa kamu piker baju hukum itu bisa berjalan sendiri tanpa ada yang memakai dan menindak planggar hukum,tentu saja tidak.emangnya hantu…justru baju itu sebagai seragam tepat untuk di jadikan alat melanggar hukum,melindungi koroptor dan maling-maling lainya.
          Di sadari tidak bahwa perbuatan  koropsi yang di lakukan para politisi dan aparatur Negara ini akan menjadi sebuah kebudayaan baru yang akan terwariskan bagi generasi negeri ini,sampai memunculkan istilah koropsi berjamaah,lhadalah maling kok di lakukan ramai-ramai?iya benar,ramai-ramai,biar lebih aman dan selamat,karena antara yang maling dan yang mencari malingnya sulit di bedakan.intinya yang namanya berjamaah itu bukan lagi di mushola,masjid,dan di tempat-tempat ibadah taupun tempat umum,namun juga di tempat brangkas uang Negara itu di amankankan,maka di situlah maling-maling itu berkelimpangan berjamaah dan membobol uang dengan berbagai macam cara,biar tidak sampai sedikitpun brangkas itu lecet apalagi rusak.hebat benar jika maling mengambil uang dalam brangkas yang telah di jaga dan mengambil uangnya tanpa repot dan tanpa menyelinap dari penjagaan,dan tanpa merusak dan tanpa kunci,la terus apa alat untuk mencurinya?tuyul,/gendruo?atau setan bayaran,?jawabnya semuanya benar.lho emange ada jasa tuyul,gendruo,atau setan bayaran di zaman yang modern ini?bukan begitu maksudnya sedulur-seddulur,yang mengambil uang itu para kumpulan dedemit yang berada di birokrasi,tampangnya saja manusia,tapi mereka berkumpul dari mulai demit kecil tuyul sampai rajanya demit sekalipun.dengan alat yang namanya musyawarah mufakat dan buku tebal sebagai alkitab yang berisi mantra-mantra ampuh untuk mengeluarkan uang dari brangkas itulah yang memunculkan peraturan-peraturan kebijakan anggaran atas nama rakyat.cukup sistematis dan praktis,namun kok ada juga yang ketangkep basah dan di masukan penjara si koruptor itu?lha itu kenapa bisa?ya bisa to…mana bisa ikan di taruh di atas meja hilang bigitu saja tanpa ada yang mengambil dan memakanya?ya jelas ikan itu hilang karena ada yang mengambil,entah si kucing,tikus atau si pemiliknya sendiri yang lupa memakanya.sekenario apa lagi ini kawan?ya di situlah muncul namanya hukum kausalitas hilangnya duwit Negara kita,harus ada 1 maling yang di korbankan,dan maling lainya sebagai penjamin satu maling untuk memfasilitasi keluarga si maling, ruang tahanannya si maling,juga grasi untuknya kelak.kalo soal nama baik itu mah gampang”rakyat kita ini mudah lupa ungatan dan mudah memaafkan”jadi untuk maling berkelas seperti halnya nazarudin ,gayus tambunan dll,yang ketangkap basah,tuh tak butuh nama baik,penting hidupnya kaya ,mobilnya mewah,sapa yang tak segan ketika   ia berjalan lewt kampong-kampung kumuh di negri ini,itulah kebudayaan baru hari ini.
          ENTAHLAH apa dan bagaiman nasib bangsa ini kedepan,jika kebudayan musyawarah mufakat,gotong royong beralih fungsinya menjadi terbalik, ,musyawarahkan dan di mufakati  juga di gotong royongi adalah kebohongan yang wajib di jalankan,dan sebaliknya menjalankan musyawarah,gotong royong yang jujur,adil,benar harus di tinggalkan,intinya bila seseorang masuk dalam ranah politik kenegaraan maka hukum bohong itu wajib,dan hukum jujur itu haram,lam hal ini,sungguh terlalu.!!!dan sungguh hukum tuhan tidak lagi menjadi pertimbangan bagi kehidupan  manusia.apalagi hukum-hukup Negara yang di atasnamakan ketuhanan.
          Nah ,kepasrahan kita terhadap apa yang telah di ssinggung di atas tidaklah cukup,tentunnya sebagai umat beragama tentunya semuanya dan sependapat,juga sepakat,bahwa yang namana kebuhongan adalah hal yang di benci dan di jauhi,dan sebaliknya sebuah kejujuran adalah nilai tertinggi dalam agama maupun kehodupan,dalam ajaran islam kita ketahui,apabila terjadi sebuah kejahatan maka di anjurkan bagi kita untuk mencoba meesponya sesuai apa yang kita fahami nya muncul “koropsi berjamaah’. Yang ke dua respon “pencegahan dengan tyaitu ;ketika terjadi kejahatan maka kita di wajibkan untuk merespon yang pertama dengan sebuah ‘peringatan”mengingatkan dalam arti mencoba merespon pelaku kejahatan dengan sebuah tindakan awal sebagai nasehat yang membuatnya jera dan tidak mencoba meneruskan atau mengulanginya,bukanya kita mentolelir sebuah kejahatan,namun pada dasarnya manusia di sisi lain mempunya kegelapan mata dalam melihat realitas dunia ini,otomatis ketika melihat uang berjubel di koper,  ,tindakan  tegas” artinya ; sebuah tindakan yang harus di lakukan karena pelaku kejahatan tidak lagi menganggap dan  mengakui hukum yang berlaku,berarti secara tidak langsung ia melecehkan hukum Negara ini,lantas tindakan tegas apa yang harus di lakukan,yaitu tindakan tegas terhadap pelaku kejahatan oleh pihak hukum yang berwenang,dengan menangkap dan memenjarakan serta memberikan keputusan pidana yang jelas kuat sesuai dengan perilaku kejahatanya,tidak memandang lagi ia seorang pejabat tinggi Negara atau tokoh,yang jelas sebuah kebenaran adalah perilaku keshalehan social yang harus di jinjung tinggi dan di patuhi dalam kehidupan ini.respon yang ketiga adalah,ketika semua kejahatan tidak lagi mampu di bending dan di tanggulangi,lantas apa yan harus di lakukan,apa tak ada hal lain yang bis adi lakukan,?tentu saja ada saudara, tuhan menciptakan semua yang ada di dunia ini sesuai kausalitas yang di ciptakan,begitupun juga,sebuah problem kehidupan tentunya dapat dkat kita  i atasi dan di sesuaikan mahluknya,sehingga kita di ajarkan bahwa ketika tindak kejahatan tidak mampu kita cegah dan kita anpa bisa melakukan tekanan maka terahir d hati yang paling dalam ini mari kita selalu berprihati berdoa,dan bermunajad atas keadilan di saatnya nanti turun dari langit dan hanya allohlah yang akan berhak memberikan ganjaran setimpal bagi orang-orang yang dholim.
Nah apa yang sekarang perlu kita fahamkan terhadap tindakan masyarakat hari ini dalam merespon kedholiman ,sedang kita tahu bahwa hari ini masyaraakat bertindak tidak kalah menarinknya merespon kebijakn dholim bagi mereka,apa lagi masyarakat hari ini sudah jenuh dan muak juga hilang kesadaran sehingga muncullah respon trahir naluri hewani mereka ,yaitu bila hewan di sakiti dengan hewan yang lainya maka ia akan melawanya dengan cara apapun,tanpa menggunakan taktiknya atau toleransinya..lho jelas namanya juga hewan saudara-saudara,lantas dengan apa lagi bagi rakyat ini ketika terjadi sedemikian hewaniahnya,ahirnya tindakan terahir adalah  dengan merespon kebijakan Negara ini dengan perlawanan fisik,seperti yang sering terjadi di pemerintahan hari ini,pemerintah merespion balik tindakan rakyat ini dengan tembakan senjata-senjata aparatnya,menembaki sang tuan yang muak dengan seakan telah muak dengan anjing peliharaanya,namun apa tanpa daya,si tuan tak bersenjata dan si anjing menggigit dan mencakar sampai membunuh sang majikan,alhasil korbanpun berjatuhan,entah di mana lagi keramahan bangsa ini yang dulu melekat di senyum juga sapan mereka,dan sekarang menjadi kemarahan besar.
          Apakah cukup sederhana itu kita membaca dan menilai realitas kebangsaan kita ini,tentu tidak cukup,tentunya cara kita yang kita fahami di atas dengan merespun sebuah perilaku juga tindakan dholim di negri ini cukup layak bila kita menenemkanya dalam diri kita.
          Sepertinya tindakan yang terjadi hari ini semua terbalik,lihat saja kasus yang telah terjadi antara rakyat vs aparat bersenjata,dan respon pemerintahan yang sudah tidak lagi di katakana lamban,namun salah kaprah,coba sebuah problem di atasi dengan mendirikan badan investigasi yang bertanggung jawab mencari akar persoalanya,tentu cukup lucu,pohon yang sudah tumbang dan tercabut beserta akarnya di pelajari,munkin ahirnya masuk dapur pembakaran,dan setelah orang-orang mati,rumah-rumah hancur baru di  tindak,lucu sekali,apa mungkin yang mati akan hidup kembali bapak-bapak,,,,sungguh lucu,sebuah problem yang seharusnya di antisipasi justru di tunggu dengan investigasi,apa kita akan menunggu maling mengambil uang kita di laci,setelah hilang baru kita cari??tentunya semua akan tahu soal hal itu,,fakta ini sengaja terbalik,ataukah sengaja membalikan fakta?apa cukup ahirnya semua bilang “semua telah terjadi’ya sudahlah….begitukah?sedang di sisi lain kita terlalu sering mengulanginya dan menggetunianya sepanjang hidup kita “lepasnya tim-tim”.belum cukup masalah itu,masih ada lagi k respon –respon yang kurang baik untuk para pelaku kejahatan,seperti kasus di atas ahirnah respon awal ini pastinya perlu di lakukan syang mana respon ini lah yang seharusnya kita jadikan sebagai pedoman untuk mengatasi sebuah persoalan di negri ini,dan siap yang bertanggung jawab pada semua ini?pemerinntah,rakyat?,presiden?atau kebodohanmu sendiri dan melibatkan tuhanlah yang bertanggung jawab ats semua ini.
          Mari kita jawab pertanyaan ini dengan kepala dingin,kita lepas nafas kita yang kotor,kita masukan nafas baru kita yang bersih,kita jernihkan fikiran kita,dan kita buang segala kerusakan dan kenegatifan di otak ini,kita tenagkan jiwa ini,kemudian mari kita bicara.Iya,siapa yang bertanggung jawab?karena semua dari awal terbalik ,maka mari kita jawab pertanyaan itu terbalik,biar kembali kepada tempat yang semestinya.
pertama Sungguh Tuhan maha kuasa dengan apa yang terjadi di muka bumi ini,tuhan menciptakan jiwa-jiwa,ruh-ruh suci manusia,dan menjadikan jasad sebagai wadahnya,dan akal sebagai manifestasi kehambaan mahluknya,dan menciptakan bumi sebagai tempat eksplorasinya,dan menurunkan nakli /wahyu sebagai pedoman hidupnya.yang di dalamnya banyak mengandung tuntunan di antaranya larangan dholim,dan tolong menolong dalam kebaikan,lantas nikmat manakah yang manusia ingkari?bila tuhan telah mencukupkan semuanya demi kebaikan kehidupanya.
Kedua;persoalan kebangsaan ini tidak cukup dengan memcari kambing hitam dan pertanggung jawaban pada satu orang saja,seperti yang di tampilkan birokrasi kenegaraan ini,satu kasus koropsi muncul 1 orang  di tampilkan jadi  penanggung jawab atas kesalahan golonganya,dan yang lain menikmati hasilnya.lantas apakah presiden dan aparatnya yang harus bertanggung jawab atas hal ini,terlepas dari suudzhon hati juga fikiran ini ,tampilan-tampilan yang di perankan para pejabat negri ini cukuplah menjadi saksi,musyahadah kehidupan kebangsaan ini yang cukup realistis menunjukkan kebrobrokan di dalamnya,dan berefek besar bagi kemajuan bangsa ini,sehingga se akan-akan mereka mengajarkan ,mencontohkan bagi generesi bangsa ini untuk menjadi bangsa “MALING”SERAKAH” dan lain sebagainya.
Wallohu a’lam bissowaab,kiranya tidak adil bila sebagai hamba saling menyalahkan dan meminta pertanggung jawabkan,namun yang perlu kita lakukan ,mari berbenah,memilih,memilah 2 sisi  pilihan hidup untuk selalu konsisten salah satunya yaitu :kebajikan”.mengajarakan nilai kemanusiaan,kebudayaan,dan religiusitas kepada generasi bangsa ini.
semoga alloh memberikan hikmah pada kita semua.....amin.
november/catatan harian 2011

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates