Selasa, 12 Februari 2013

INTRODUCTION HARDWARE AND ICT IN EDUCATION ISLAM



MAKALAH
(REVISI)
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PENGANTAR HARDWARE DAN KOMPONEN ICT
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Teknologi Pendidikan”
Oleh:
FATHUR ROCHMAN
OPEN PLEASE ; Fathoer.akhifiellah@ gmail.com
Dosen Pembimbing:
DR. As’aril Muhajir, M. Ag.


KONSENTRASI MENEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
STAIN TULUNGAGUNG
2013



BAB I
PENDAHULUAN
INTRODUCTION HARDWARE AND ICT IN EDUCATION ISLAM
A.  LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat menentukan daya saing bangsa, dengan demikian, sektor pendidikan harus terus menerus ditingkatkan mutunya. Adanya kesenjangan dalam mutu pendidikan disebabkan faktor sarana dan prasarana yang belum memadai, sumber daya manusia yang belum memadai dan masih terbatas dan juga kurikulum yang belum siap untuk menyongsong masa yang akan datang. Penerapan dan pengembangan kurikulum berbasis ICT adalah salah satu langkah strategis dalam menyongsong masa depan pendidikan Indonesia. Hal ini sesuai dengan kebijakan yang ada dalam Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005-2009. Kurikulum masa depan bukan sekedar mengikuti Tren Global melainkan merupakan suatu langka strategis didalam upaya meningkatkan akses dan mutu layanan pendidikan kepada masyarakat[1]
            Pada saat ini teknologi informasi tidak dapat lagi dipisahkan dari berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk pendidikan[2] Di sekolah, teknologi informasi digunakan mulai dari hal-hal sederhana untuk membuat laporan, menyusun anggaran, mengelola data siswa, nilai, sampai pada pemakaiannya dalam proses pembelajaran.
Pendidikan sedang mengalami perubahan paradigma. Paradigma, tentang guru. Dahulu guru dianggap sebagai satu-satunya sumber, sekarang banyak sumber belajar yang lain selain guru[3] Karena Secara geografis dan sosial ekonomis Indonesia, penerapan dan pengembangan kurikulum berbasis ICT akan menjadi tulang punggung sistem pendidikan masa yang akan datang. Dengan penerapan kurikulum berbasis ICT yang akan dikembangkan harus mampu mengangkat harkat dan nilai-nilai kemanusiaan dengan terciptanya layanan pendidikan yang lebih bermutu dan efesien, sehingga dapat memenuhi krbutuhan manusia didalam zaman global dan kompetitif ini. Pengembangan kurikulum ICT Pada masa yang akan datang perlu diarahkan pada terwujudnya system pendidikan terpadu yang dapat membangun bangsa yang mandiri, dinamis dan maju. Pada saat ini telah terjadi proses perubahan teknologi informasi, ICT sebagai simbol perubahan itu. Untuk menghadapi perubahan  tersebut hal yang terbaik kita pilih adalah memanfaatkan arus perubahan tersebut sebagai sumber energi.
Dalam makalah ini penulis akan menyajikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan hardware of ICT sejelas-jelasnya, sehinggan pembaca tidak terlihat gaptek, apalagi sebagai tenaga pendidik dituntut untuk menerapkan dan menggunakan media-media pendidikan yang tersedia termasuk ICT, dan perkembangan ICT pun sangat pesat, seperti adanya I-Pad, Tablet, dll yang umumnya menggunakan touch screen, bahkan handphone akan terlihat elegan ketika ada fasilitas-fasilitas yang modern seperti touchscreen meskipun harga sebenarnya tidak mahal.
            B.  RUMUSAN MASALAH
Rumusan makalah dalam makalah ini adalah:
           1.      Apa pengertian Hardware dan Softwere ?
           2.      Bagaimana pengaruh ICT bagi peningkatan kualitas pendidikan?
           3.      Bagaimana  ICT bagi pengembangan pendidikan Islam ?



















BAB II
PEMBAHASAN

A.  HARDWARE DAN SOFTWERE
1.    Hardware dan Software dalam tinjauan teknologi pendidikan
Teknologi pendidikan adalah pemikiran sistematis tentang pendidikan, penerapan metode problem solving dalam pendidikan yang dilakukan dengan menggunakan hal-hal yang terkait dengan software dan hardware[4]
Istilah yang digunakan dalam bahasa Inggris adalah instructional technology atau educational technology. Salah satu pendapat ialah bahwa instructional technology means the media born of the communications revolution which can be used for instructional purpose alongside the teacher, the book, and the blackboard[5]
   Unsur perangkat keras atau hardware adalah semua jenis yang berupa alat peraga atau alat bantu, yang berguna untuk mempermudah proses belajar mengajar yang disampaikan seorang guru pada peserta didik agar peserta didik lebih cepat menerima materi yang diberikan oleh seorang pendidik. Adapun yang masuk dalam alat bentuk hardware atau alat bantu perangkat keras (produk-produk teknologi) adalah sebagai berikut:
1. Alat audio visual (seperti TV,VCD, Komputer dan sebagainya)
2. Alat audio (seperti tape recorder dan pita kaset, radio)
3. Alat visual (seperti poster hewan-hewan, organ-organ tubuh manusia, peta, proyektor, OHP) dan benda-benda yang lain yang dapat menunjang terjadinya proses belajar.
Alat-alat ini dalam metodologi pengajaran disebut alat peraga, alat pengajaran audio visual aids atau instructional aids. Alat-alat itu besar manfaatnya, namun bukan merupakan inti atau hakikat teknologi pendidikan. Alat-alat itu sendiri tidak mengandung arti pendidikan. Namun bila dikaitkan dengan suatu pelajaran atau program maka akan bermanfaat untuk pendidikan. Program ini adalah Softwere.[6]
                 Software adalah perangkat lunak. sifatnya pun berbeda dengan hardware atau perangkat keras, jika perangkat keras adalah komponen yang nyata yang dapat dilihat dan disentuh oleh manusia, maka software atau perangkat lunak tidak dapat disentuh dan dilihat secara fisik, software memang tidak tampak secara fisik dan tidak berwujud benda tapi bisa di operasikan. Software merupakan dalam teknologi pendidikan adalah ide-ide atau konsep ilmiah dan sistematis. Fungsinya adalah untuk menganalisis dan mendesain urutan atau langkah-langkah belajar berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan metode penyajian yang serasi serta penilaian keberhasilannyaHardware atau Perangkat Keras bisa juga diartikan sebagai komponen pada komputer yang dapat terlihat dan disentuh secara fisik. Jadi, rupa secara fisik dari komputer dapat kita sebut sebagai Hardware atau Perangkat Keras. Bagian-bagian dari Hardware antara lain sebagai berikut:[7]
1.      Perangkat Input/Masukan: Merupakan Hardware yang digunakan untuk memasukkan (Input) instruksi dari pengguna komputer (User). Contohnya adalah Keyboard, Mouse, dan Joystick.
2.      Perangkat Pemrosesan: Merupakan Hardware yang terdapat pada sebuah komputer untuk memproses masukkan/input dari pengguna. Contohnya adalah Prosesor pada sebuah komputer.
3.      Perangkat Output/Keluaran: Merupakan Hardware yang digunakan untuk menghasilkan suatu proses (output) dari pengguna komputer (User). Contohnya adalah Monitor, Speaker, dan Printer.

Macam-macam perangkat keras (hardware):
1. CPU (Central Processing Unit)
Merupakan alat yang berfungsi sebagai pemroses data.CPU berisi rangkaian sirkuit yang menyimpan instruksi-instruksi pemrosesan dan penyimpanan data.
2. Monitor
Merupakan alat yang mampu menampilkan teks maupun gambar dari data yang sedang diproses dalam CPU.
3. Keyboard
Keyboard merupakan alat untuk memasukkan data maupun perintah ke CPU, biasanya terdiri atas rangkaian huruf, angka, dan tombol fungsi lainnya.
4. Mouse
Mouse merupakan alat bantu untuk memberikan perintah dalam memproses data atau mengedit data.
5. Printer
Priter merupakan alat yang memproduksi keluaran data (output) berbentuk cetak, berupa teks maupun gambar/grafik.
6. CD ROM
Alat tambahan (alat peripheral) yang mampu menyimpan dan menuliskan data dan program melalui media CD (Compact Disk).Alat ini didesain mampu menuliskan dan membaca data atau program melalui sistem optik.
7. Compact Disk (CD)
Media penyimpanan yang terbuat dari bahan plastik.Proses penyimpanan dan pembacaan data menggunakan sistem optik.
8. Floppy Disk
Floppy disk merupakan alat tambahan untuk menyimpan atau menuliskan ke dalam disket maupun sebaliknya, ukuran yang umum digunakan adalah ukuran 3,5 inchi.
9. Harddisk
Harddisk merupakan alat tambahan untuk menyimpan data dalam kapasitas besar yang dilapisi secara magnetis, saat ini perkembangan harddisk sangat cepat dari daya tampung dan kecepatan membaca data.Perlu kalian ketahui saat ini harddisk memang mutlak ada dalam setiap komputer atau laptop sebagai penyimpan sistem operasi yang permanen.
10. Scanner
Scanner merupakan alat Bantu untuk memasukkan data berupa gambar atau grafik dan mengubahnya ke dalam bentuk digital sehingga dapat diproses dan digabungkan dengan bentuk data yang berupa teks.
11. USB Flasdiks
Flasdisk merupakan tempat penyimpanan data yang paling digemari karena kapasitasnya yang besar dan beragam selain itu ukurannya yang kecil memudahkan kita untuk membawanya kemana-mana, hadirnya flasdisk telah menggantikan floppy disk yang dulu sering digunakan untuk penyimpanan data yang portable, kapasitas minimum flashdis adalah 128mb sedangkan untuk kapasitas maksimumnya bisa mencapai 40 Gb, lebih kecil dibanding Harddisk External yang kapasitasnya bisa mencapai 1 tera bite (1000 Gb).
           
          Pada umumnya kita telah mengetahui pengertian ICT, namun seringkali pengertian kita bermacam-macam. Mungkin di antara kita ada yang mengartikan bahwa ICT adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan komputer. Sering pula di jumpai guru yang menganggap ICT adalah urusan guru komputer semata-mata. Apakah kita sudah terbiasa memanfaatkan ICT dalam pembelajaran?. Menurut penulis ICT tidak hanya berhubungan dengan komputer saja, dan tidak hanya boleh dikuasai oleh guru komputer, akan tetapi harus dikuasai oleh semua civitas akademika dalam lembaga pendidikan tersebut, hal ini untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran.
ICT adalah Information and Communication Technology dalam bahasa indonesianya adalah TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Pendayagunaan ICT dalam pendidikan adalah suatu keharusan, karena suka atau tidak suka arus ICT telah mengalir pada setiap aspek kehidupan . Oleh karena itu diperlukan perubahan paradigma dalam pendidikan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pendidikan yang optimal. ICT memiliki potensi dan fungsi yang sangat besar dalam peningkatan kualitas pendidikan, untuk itu diperlukan suatu gerakan budaya pemanfaatan ICT untuk pendidikan[8]

B.        Potensi ICT dalam pembelajaran

Potensi ICT dalam pembelajaran sangat besar dalam membantu peningkatan efektivitas pembelajaran. Salah satu hasil penelitian menyebutkan potensi TIK sebagai berikut: 10% membaca (teks), 20% mendengar (sound), 30 % melihat (grafis/foto), 50% melihat dan mendengar (video/animasi), 80% berbicara dan melakukan (interaktif). Bila kita gabungkan potensi TIK dalam pendidikan dapat kita lihat sebagai berikut:
• Memperluas kesempatan belajar
• Meningkatkan efisiensi
• Meningkatkan kualitas belajar
• Meningkatkan kualitas mengajar
• Memfasilitasi pembentukan keterampilan
• Mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan
• Meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen
• Mengurangi kesenjangan digital
Peran penting integrasi ICT dalam proses pembelajaran adalah untuk membangun keterampilan peserta didik, yaitu:
1.    keterampilan melek ICT dan media (media literacy skills)
2.    keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills)
3.    keterampilan memecahkan masalah (problem-solving skills)
4.    keterampilan berkomunikasi efektif (effective communication skills)
5.    keterampilan bekerjasama secara kolaboratif (collaborative skills).
Pengintegrasian ICT dalam proses pembelajaran harus memungkinkan siswa menjadi partisipan aktif, menghasilkan dan berbagi (sharing) pengetahuan /keterampilan serta berpartisipasi sebanyak mungkin serta belajar secara individu sebagai mana halnya juga kolaboratif dengan siswa lain.
Faktor Pendukung dan Penghambat Pendayagunaan ICT di Sekolah. Berdasarkan sejumlah survey yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa faktor yang sering menjadi keluhan para guru, antara lain; tidak tersedianya peralatan, mahalnya akses internet, kurangnya pengetahuan dan kemampuan menggunakan ICT alias gaptek, kurangnya dukungan kebijakan, dll.
Sekurang-kurangnya ada lima (5) faktor yang harus dipenuhi untuk terjadinya optimalisasi pendayagunaan ICT di sekolah. Kelima faktor tersebut adalah infrastruktur, SDM, konten, kebijakan dan budaya.

Guna mendukung optimalisasi pendayagunaan ICT untuk pendidikan, sejumlah program dan kebijakan pemerintah telah diluncurkan, antar lain:
1.    Kebijakan
a.       di bentuk dewan ICT Nasional yang di ketuai oleh presiden
b.      ICT menjadi bagian penting dari rencana strategis Depdiknas dalam mendukung tiga pilar kebijakan pemerataan dan perluasan akses; peningkatan kualitas dan daya saing; serta tata kelola dan pencitraan publik.
c.       Telah di keluarkan Permendiknas mengenai ICT untuk pendidikan[9]

2.    Infrastruktur
a.    adanya bantuan blockgrant ICT untuk pendidikan
b.     tersedianya koneksi broadband jaringan pendidikan nasional (Jardiknas)


3.    Konten
a.       Penyediaan bahan ajar berbasis ICT dan aktivitas pembelajaran non konvensional seperti e-edukasi.net
b.      Stasiun televisi khusus yang berisi 100% pendidikan, TVE
c.       Penyediaan pusat data dan informasi pendidikan, padati web
d.      Sistem informasi manajemen, seperti sim keu, sim Peg. NUPTK, Dapodik,dll
4.    SDM
a. pelatihan untuk guru dan tenaga kependidikan lainnya dala pendayagunaan ICT
5.    Budaya
a.       Sosialisasi
b.      lomba ICT
c.       e-learning award[10]

Jadi, secara teoretis, integrasi ICT dalam pembelajaran yang sesungguhnya harus memungkinkan terjadinya proses belajar yang:
1.    Aktif; memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna.
2.    Konstruktif; memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalampengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keingintahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.
3.    Kolaboratif; memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya.
4.    Antusiastik; memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
5.    Dialogis; memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah.
6.    Kontekstual; memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna (real-world) melalui pendekatan “problem-based atau case-based learning
7.    Reflektif; memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.
8.    Multisensory; memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk berbagai modalitas belajar (multisensory), baik audio, visual, maupun kinestetik.
9.    High order thinking skills training; memungkinkan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan, dll.) serta secara tidak langsung juga meningkatkan “ICT & media literacy[11]

C.  ICT BAGI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM
Pendayagunaan  ICT ( Information and Communication Technologies ) dalam pendidikan adalah suatu keharusan, karena suka atau tidak suka arus ICT telah mengalir pada setiap aspek kehidupan. Oleh karena itu diperlukan perubahan paradigma dalam pendidikan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pendidikan yang optimal. ICT memiliki potensi dan fungsi yang sangat besar dalam peningkatan kualitas pendidikan, untuk itu diperlukan suatu gerakan budaya pemanfaatan ICT untuk pendidikan. Berbagai inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal, termasuk dalam  dunia pendidikan.
ICT bisa menjadi media yang sangat tepat dalam menyalurkan pesan yang mendorong terciptanya belajar mengajar siswa, termasuk di dalamnya pesan-pesan yang disampaikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)[12] Peranan mata pelajaran PAI di sekolah menempatkan posisi yang sangat strategis dalam memberikan dasar keimanan dan ketaqwaan peserta didik ke depan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan PAI menjadi salah satu mata pelajaran yang harus ada mulai jenjang dasar sampai Pendidikan Tinggi[13]
            Sudah banyak software-software islami yang diciptakan para pakar  yang bisa dimanfaatkan dalam menunjang pembelajaran PAI, seperti halnya power oint,  flash, courseleb, al-Quran digital, Dhuha E-book, dan lain sebagainya. Power Point, misalnya sebagai software yang beberapa tahun terakhir banyak diakrabi oleh beberapa orang dalam mempermudah presentasi adalah sangat cocok untuk pembelajaran  PAI[14]
Power point bisa dikomparasikan al-Qur’an digital, software-software  islami misalnya yaasin multimedia and translation, arabic Qu’an, terjemah Al-Quran lengkap, Moshaf Tafsir, Azan, Sahih Muslim, Sejarah Nabi Muhammad SAW, AyatKursi, Multimedia and Translation, Mobile Book (Holy Quran/Quran Bahasa Indonesia), Panduan Praktis Bahasa Arab, Mobile Paket Hadist, Sahih Al-Bukhari Hadith Pro For Mobile Phones, Hadith Reader Basic Bukhari for Mobile Phones, Index Quran Terjemah Bahasa Indonesia, 99 Asmaul Husna Multimedia on Cellphone, mShalat, Kisah Teladan, Kamus Lengkap, Prayer Times Athan and Qibla, Paket Nasehat Islami Lukman AlHakim, Mobile Doa Harian, Supplications, Hadith Qudsi Pro for Mobile Phones, Quran Reader Arabic with English Translation, Al Azkar, Quran Reader Arabic, Quran Word for Word in Arabic and English, Bahasa Indonesian English Dictionary, 99 Names Allah  for Mobile Phones, Zakat Calculator, Badr Dictionary. Power point juga bisa dikomparasikan dengan lagu yang disesuaikan dengan tema pembelajarannya, flash dan sekaligus juga bisa menerima film-film yang akan mempermudah pembelajaran PAI, karena itu guru bisa memilih software power point, sebagai pendekatan dalam pembelajaran PAI.
Jika guru mampu menguasai flash, maka ia juga akan bisa mempermudah dalam pembelajaran. Program ini bisa menyimpan data banyak dalam pembelajaran PAI. Guru tidak perlu repot-repot dengan pembelajaran  manual menerangkan memakai buku. Guru tinggal membawa laptop dan menyiapkan LCD, dan tinggal mengklik tombol-tombol yang sesuai. Jika ingin lebih mendalam, guru bisa mengklik URL, yang menyambungkan dengan alamat-alamat web di internet. Guru juga bisa menugaskan siswa dalam dunia maya, misalnya lewat Facebook, yang pasti sudah diakrabi oleh siswa.
Dalam penyetoran tugas guru bisa mengefektifkan e-mail untuk penyetoran tugas-tugas harian atau tugas-tugas yang  lain. Media mailing list juga cukup efektif untuk membuat komunitas kelas A/B/ yang lainnya dimana mailing  list bisa saling share terkait dengan pembelajaran antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa bahkan guru dengan guru. Memaksimalkan jejaring sosial  ( Facebook, Twitter, Yahoo Massenger, dll ) untuk membuat komunitas yang bisa teredukatif dengan pengetahuan agama Islam minimal mengingatkan hari-hari / waktu untuk beribadah lebih intens waktunya puasa sunnah dll.
Penggunaan akun web/blog bisa menjadikan siswa lebih giat untuk browsing materi, dan sebagai media untuk sosialisasi pemikiran-pemikiran guru/ siswa mengenai beberapa hal atau terkait tema-tema yang diajarkan dikelas.
Media teleconverence bisa menjembatani guru yang berada diruangan lain terhubung dengan kelas yang berlainan tempatnya dan  ini memungkinkan antar propinsi jugabahkan antar negara. Menurut pengalaman penulis yang pernah mengikuti seminar menggunakan media teleconverence antara Surabaya, Banjarmasin dan Thailand memungkinkan untuk mengadakan pembelajaran lintas tempat karena pada saat itu dalam satu waktu penulis dihadapkan pada teleconference antara narasumber dan audiensnya di Surabaya dengan Narasumber di Banjarmasin dan  Thailand. Kendalanya media ini adalah sangat mahal dari costnya. Namun ada yang lebih terjangkau yaitu media skype bisa menjadi media untuk konsultasi langsung via internet. Dengan program skype  siswa dapat berdialog langsung  tentang materi yang belum dimengerti dengan guru melalui layar skype.
Dengan demikian PAI pun bisa mengikuti perkembangan teknologi yang digandrungi siswa. Dengan demikian maka, pembelajaran PAI tidak lagi terkesan : - PAI merupakan pelajaran hafalan semata
  - Siswa tidak mampu menghubungkan antara hal yang dipelajari dengan  kegunaanya
  - Siswa mengalami kesulitan memahami konsep-konsep abstrak yang diajarkan melalui metode ceramah
Sarana penunjang pengembangan pembelajaran yang  berbasis  ICT berupa computer dan jaringan internet cukup memadai. Hal tersebut memicu semangat warga sekolah untuk menitik beratkan pengembangan sekolah yang salah satunya pada pengoptimalan pendidikan yang berbasis teknologi dan kecakapan hidup.
a. Faftor Penghambat
Selain faktor pendukung ada juga factor penghambat, dari observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dilapangan menunjukkan bahwa ada beberapa faktor penghambat diantaranya factor internal, factor eksternal dan kurangnya pengetahuan guru tentang teknologi (gaptek).
Factor internal. ICT merupakan produk baru sehingga masih banyak guru-guru yang belum mengenal ICT secara detail sehingga tidak heran jika terkadang lebih pandai muridnya dalam dunia teknologi dari pada gurunya yang kebanyakan dari mereka ketika sekolah dulu tidak mengenal teknologi seperti sekarang.
Factor eksternal.  Sebagian guru masih gagap technology ( Gaptek ) terutama para senior, dan kurang adanya kesadaran baik pengajar maupun peserta didik dalam menggunakan dan memanfaatkan perangkait ICT. [15]




















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

1.      Pentingnya pendidikan ICT dalam proses pembelajaran harus memungkinkan siswa menjadi partisipan aktif, menghasilkan dan berbagi (sharing) pengetahuan /keterampilan serta berpartisipasi sebanyak mungkin serta belajar secara individu sebagai mana halnya juga kolaboratif dengan siswa lain.
2.      Sarana penunjang pengembangan pembelajaran yang  berbasis  ICT berupa computer dan jaringan internet cukup memadai
3.      Sarana penunjang pengembangan pembelajaran yang  berbasis  ICT berupa computer dan jaringan internet cukup memadai. Hal tersebut memicu semangat warga sekolah untuk menitik beratkan pengembangan sekolah yang salah satunya pada pengoptimalan pendidikan yang berbasis teknologi dan kecakapan hidup.
4.      Potensi ICT dalam pembelajaran sangat besar dalam membantu peningkatan efektivitas pembelajaran.



[1] Munir. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bandung: ALFABETA, 2008), 2.
[2] Nasution, teknologi pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,1994), 28.
[3] Nancy Allens. A Planning guide Information and Communication Technogies in Theacher education.( UNESCO, Paris: Place de Fontenoy, 2005), 56-57
[4] Prof. Dr. Nasution, M.A. Teknologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 1
[5] Norman Beswick. Commision on Instructional Technology Resource-Based Learning,( Virginia,1997 )39
[6] Prof.Dr.Nasution. Teknologi pendidikan. 2.
[7] Departemen Pendidikan Nasional, blue print TIK untuk pendidikan (Jakarta: Depdiknas, 2005), 29
[8] Ade kusnandar, TIK untuk pembelajaran (jakarta: pustekom depdiknas, 2008), 18
[9] (Permen No.38 tahun 2008)

[10] Moore, Peter. Environment of e-learning, (UNESCO: 2003 ) 32.

[11] Fryer, ICT & media literacy ( UNESCO: 2001) 57.
[12] Azyumardi azra, pendidikan islam (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), 23.
[13] Taufikurrahman Shaleh. Membangun pendidikan Indonesia, Reformasi Pendidikan menuju masyarakat berbasis Ilmu pengetahuan ( Jakarta Pusat : Lembaga Pers dan Penerbitan Pimpinan pusat Ikatan Pelajar Nahdhotul Ulama, 2009), 183.

[14] Kholilurrahman, “ manfaat ICT dalam pembelajaran PAI”, dalam media dan alat peraga PAI. Smk.blogspot.com ( 28-11-2011), 1.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates